Ramalan Joyoboyo tentang pemerintahan Jokowi
mbah subowo bin sukaris
NKRI beberapa bulan mendatang menginjak usia 70 tahun, periode keramat, mengingat kehancuran negara sekelas Sovyet Uni hingga kerajaan Majapahit di Nusantara mengalami masa keruntuhannya dalam usia itu!
Dengan pisau analisa siklus sejarah yang terkenal itu "materialisme dialektik" sederhana maka 70 tahun usia NKRI dapat dibagi menjadi tiga periode siklus sejarah: masa pemerintahan Soekarno menjadi "Tesis", masa pemerintahan Suharto menjadi "Antitesis", dan Orde Reformasi merupakan "Sintesis" dalam siklus tahap perkembangan sejarah. Kini (awal Oktober 2014) di penghujung Orde Reformasi tahap akhir beberapa hari mendatang memasuki era pemerintahan Presiden Terpilih Joko Widodo "Jokowi". Pemerintahan Jokowi menjadi sintesis perkembangan sejarah orde reformasi, sebagai catatan pada era sebelumnya pemerintahan SBY menjadi antitesis periode Reformasi. Sebelum era SBY bisa disebutkan mulai pemerintahan Habibie, Gus Dur, Megaa merupakan "Tesis" daripada orde Reformasi itu sendiri.
Pertarungan dalam pilpres beberapa bulan berselang dan pertarungan dalam parlemen yang mewarnai beberapa hari belakangan ini tak lepas dari siklus sejarah reformasi menuju tahap siklus sejarah yang lebih tinggi. Siapapun yang memenangkan pilpres dan siapapun yang mengontrol penuh di parlemen adalah bukti bahwa NKRI terus maju dan tidak pernah mundur ke belakang ke era orde baru atau era manapun juga. Karena selama kekuatan progresif masih hadir memperjuangkan kepentingan rakyat jelata, maka perkembangan sejarah akan tetap menuju tahap lebih tinggi.
Menyambut pemerintahan presiden terpilih Jokowi sebagai siklus perkembangan sejarah tahap akhir era Reformasi dalam beberapa hari ke depan maka terdapat syair ramalan kuno yang menggambarkan masa pemerintahan Jokowi adalah sebagai berikut:
jinejer wolak-waliking zaman
bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur
(Joyoboyo, abad keduabelas masehi)
Suatu negara yang merdeka sebagaimana NKRI tampil sejak 70 yang silam menggendong tugas sejarahnya: mempelopori perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme di seluruh dunia ketiga.
Begitupun di usia yang genting ini (70 tahun) maka sekali lagi NKRI menjadi pelopor negeri dunia ketiga sebagai negeri demokratis terbesar di dunia ketiga. Tanda datangnya perubahan jaman itu sudah tiba dengan adalanya eskalasi pertarungan yang sungguh luar biasa terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada 2014 ini. Dengan adanya tanda-tanda yakni adanya berbagai kejadian peristiwa politik yang luar biasa itu tentu saja memberi harapan rakyat jelata Indonesia. Mereka percaya bahwa datangnya perubahan jaman ini akan segera tiba tidak lama lagi yang segera juga mengakhiri masa suram dan juga bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut.
*****