Ramalan Joyoboyo tentang suap/korup
mbah subowo bin sukaris
Sebuah manuscript karya seorang penulis besar -- salah seorang bangsa Jawa terbaik -- yang tidak pernah muncul atau sekali dilahirkan dalam seratus tahun pada 1970-an telah memprediksi kebangkrutan kerajaan Majapahit (1400-an) adalah disebabkan terjadinya korupsi besar-besaran akibat adanya kerjasama mengeruk keuangan negara untuk kepentingan pribadi antara oknum pengusaha, oknum pejabat, serta oknum pendekar hukum.
Penulis di atas yang selalu menggunakan hasil riset pribadi berdasarkan literatur lengkap sejarah Nusantara masa lalu itu sebenarnya sedang memprediksi masa depan mengenai kebangkrutan negara Nusa Antara.
Fakta membuktikan bahwa kejadian semasa Majapahit mendekati keruntuhannya kini persis sedang terjadi di Nusa Antara ini (penghujung 2013).
Gonjang-ganjing atau goro-goro korupsi sudah merangsek segala lini pilar-pilar trias politica, anggota legislatif, yudikatif, dan eksekutif semuanya saja memiliki wakil seorang oknum yang duduk sebagai pesakitan di muka hakim. Selain prediksi penulis besar yang wafat pada 2006 itu terdapat pula prediksi lain oleh sang nujum masyhur Joyoboyo dalam syairnya sebagai berikut:
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit
Negarane ambane saprawolon
Tukang mangan suap saya ndadra
Wong jahat ditampa
Wong suci dibenci
Timah dianggep perak
Emas diarani tembaga
Suatu masa kelak ada seorang raja/presiden yang berkharisma dan memiliki prajurit akan tetapi wilayahnya cuma seperdelapan bagian (dari lebar dunia). Gambaran jaman di masa itu terjadi suap-menyuap besar-besaran dalam segala bidang. Orang yang berwatak jahat diterima di mana-mana dan orang yang jujur malah dibenci semua orang. Timah yang putih mengkilap dianggap perak -- (orang yang biasa saja malah dianggap paling pandai), sebaliknya emas yang berkilauan dan berharga tampak cuma dinilai sebatas tembaga (orang yang sangat pandai malah tidak dianggap atau bahkan disingkirkan/dijauhi).
Sebagai catatan kaki "negarane ambane saprawolon" adalah negara Indonesia yang memiliki lebar membentang dari Sabang hingga Merauke dengan batas 95* BT -- 141* BT, secara matematis lebar wilayah Indonesia adalah kurang-lebih 46*. Selanjutnya dihitung 46* dibagi 360* hasilnya adalah kurang lebih 1/8 (seperdelapan) lingkaran bumi/dunia. Dalam terjemahan basa Jawa seperdelapan adalah saprawolon!
*****